Saturday 25 April 2015

Catatanku



Menurut kalian kapan seorang manusia mati ?
ketika peluru dari senapan menembus jantungnya ? Bukan.
ketika dia terserang penyakit mematikan ? Bukan.
ketika dia memakan sup jamur beracun ? Bukan.
tetapi seseorang akan mati ketika orang - orang melupakannya.
Bahkan jika aku telah tiada, impianku akan jadi nyata, aku menyukai dan bersyukur atas hidup ini

Dan orang yang melanggar peraturan adalah sampah, tetapi orang yang meninggalkan dan mengabaikan temannya lebih hina dari sampah.
Dan aku tak akan pernah berputus asa, karena lebih baik mati daripada menyerah.




Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan teringat, lalu kau injakan kakimu untuk pertama kalinya di situ. Kau mencoba untuk tenang, namun jantungmu berdetak keras. Kau mencoba untuk normal, namun semua melihat wajahmu pucat. Mencoba menguatkan diri tapi tanganmu bergetar. Pukul 2 pagi ini, setelah hari yang menegangkan dan menguras semuanya, membuat badan dan pikiran tidak searah. Pikiranmu tidak lagi menguasai badanmu, dan badanmu enggan mengenali pikiranmu.





72 tahun umurmu kek.
Kenyang betul berjalan bersama waktu.
Masih tergambar jelas kebesaran itu.
Di kerutan yang mengotori wajahmu.
Mata yang hanya terbuka sedikit itu menyaksikan beribu cerita.
Hanya terbuka sedikit mata itu agar tidak ada.
Orang yang mencuri tengok ke dalam dari jendela hatinya itu.
Apa yang kau lakukan disini kek...?
Masih ada lagi yang belum kau taklukan...?
Makin jelas!!! Teriaknya...
Sebuah kata - kata yang terlihat berdiri sendiri.
Dalam keadaan yang serba tidak jelas ini.

Kakek tua, berlari kecil, di gang yang bergema
larut dalam dunianya sendiri
dia tidak menoleransi dunia
sehingga dunia tidak menoleransinya
keras memang, tapi apalah arti pendirian jika tidak keras
hitam atau putih, tapi tidak abu - abu
keras memang....
andai saja dunia melihat kebenaran yang dia lihat.

Catatanku :





Jika saya bercerita sekarang
Maka itu hanya akan membuat sebagian orang memaklumi saya
Dan sebagian lagi akan tetap menyalahkan saya
Tetapi itu juga akan membuat mereka memaklumi dunia
Yang seharusnya tidak dimaklumi, dan tidak ada yang dapat menjamin apakah semua dapat memetik hal yang baik dari kemakluman itu, atau hanya akan mengikuti keburukannya,
Maka saya lebih baik diam.
Jika saya bersuara sekarang, maka itu hanya akan membuat saya terlihat sedikit lebih baik, dan beberapa lainnya terlihat lebih buruk sebenarnya.
Maka saya lebih baik diam.
Jika saya berkata sekarang, maka akan hanya ada caci maki dari lidah ini dan teriakan kasar tentang kemunafikan serta cemoohan hina pada keadilan.
Maka saya lebih baik diam.
Saya hanya akan bercerita kepada Tuhan, bersuara kepada yang berhak, berkata pada diri sendiri, lalu diam kepada yang lainnya.
Lalu biarkan seleksi Tuhan bekerja pada hati setiap orang.





Anakmu bukanlah anakmu.
Mereka adalah putra putri kehidupan terhadap dirinya sendiri.
Mereka terlahir lewat dirimu namun tidak berasal dari dirimu.
Dan meskipun mereka bersamamu mereka bukan milikmu.
Kau boleh memberi mereka cintamu tetapi bukan pikiranmu.
Sebab mereka memiliki pikiran sendiri.
Kau bisa memelihara tubuh mereka namun bukan jiwa mereka.
Sebab jiwa mereka tinggal di rumah masa depan, yang takkan bisa kau datangi bahkan dalam mimpimu.
Kau boleh berusaha menjadi seperti mereka, namun jangan menjadikan mereka seperti kamu.
Sebab kehidupan tidak bergerak mudur dan tidak tinggal bersama hari kemarin.
Kau adalah busur yang meluncurkan anak-anakmu sebagai panah hidup.
Pemanah mengetahui sasaran di jalan yang tidak terhingga.
Ia melengkungkanmu sekuat tenaga-Nya agar anak panah melesat.
Biarlah tubuhmu yang melengkung di tangannya merupakan kegembiraan.
Sebab seperti cinta-Nya terhadap anak panah yang melesat, ia pun mencintai busur yang kuat.





Melewati hari pertama.
Terkadang ketenangan malam membawa kesedihan, aku lebih memilih tidur seandainya bisa.
Tapi kepala ini tidak pernah mengijinkan, khayalanku menari-nari tidak bisa diam.
Seakan-akan kejadian kehidupan terus meminta untuk dikaji, dan masa lalu yang tak termaafkan memohon untuk dipertimbangkan selalu.
Kepalaku penuh, aku ingin tidur tapi tidak bisa.
Aku hanya bisa tertidur, bila ku sudah lelah berpikir.
Aku akan tidur bila tertidur.
Bila ku sudah lelah berpikir.
Suatu kesalahan yang ditanggapi dengan kesalahan berikutnya karena arogansi, emosi, dan sulut provokasi sering membuat yang benar pada awalnya menjadi salah pada akhirnya. Kesalahan harus ditanggapi dengan cara yang benar, tergantung siapa yang lebih dewasa dan berjiwa besar.


Tentang Takdir dan Kehiduan




Pada saat masalahmu menghampirimu, janganlah berkecil hati
Itu adalah pasangan hidupmu, itu adalah takdirmu.
Sesuatu yang sudah dipersiapkan untukmu, bahkan sebelum kau dilahirkan.
Itu adalah pelengkap hidupmu, itu adalah gurumu, maka cintailah dia.
Penilaian Tuhan tidak dimulai saat kau menerimanya, karena semua orang akan menerimanya, tanpa terkecuali, selayaknya seperti orang-orang sebelummu.
Jangan pernah berusaha menolak kesalahanmu.
Terimalah itu sebagai bekalmu, untuk perjalanan panjangmu.
Justru kesalahanmu dimulai ketika kau menolak menerima kesalahanmu, sedangkan kau menyadarinya.
Lapangkanlah dadamu, sehingga luas, tempat untuk ilmu yang berguna.
Penilaian Tuhan dimulai saat kau memperbaikinya.
Oleh karena itu, seaneh apapun kehidupan saya, saya tetap mensyukurinya, karena kehidupan itu sendiri sebenarnya adalah sebuah keajaiban.

Catatanku : yang tercatat akan teringat, yang terucap akan lenyap.

Artikel Terkait