Tuesday 14 April 2015

Pengalaman di Pramuka

                                      
            Buatku pribadi Pramuka adalah kata ajaib yang membuat aku bersemangat dan termotivasi, padahal waktu pertama latihan serta beberapa kali mengikuti acaranya, jujur aku sangat tidak menyukai bahkan sangat benci. Mengenal Pramuka sejak SMK bukanlah suatu keterlambatan, karena pada saat itu mengajarkan aku sebagai seorang pramuka “sejati”, dan perlahan namun pasti dari yang tadinya sangat benci menjadi jatuh hati bahkan menjadi sebuah inspirasi.
Banyak yang mempertanyakan kegilaanku pada Pramuka, “Pramuka To? Cuma tepuk tangan sama nyanyi-nyanyi, enggak asyik, dibentak-bentak, dimarah-marahin, di plonco, males banget To.” Tapi aku tidak menyalahkan mereka, aku tetap menghargai pandangannya.
             Pengalaman di Pramuka mengajarkan aku bekerja dalam bentuk team, persiapan-persiapan acara menjelang perkemahan, pertanggungjawaban acara dan banyak hal yang luar biasa lainnya. Per-ploncoan yang kadang-kadang tidak masuk akal membuat aku semakin kuat dan membuat aku belajar untuk berdebat. Bayangkan, aku pernah di suruh membedakan antara semut jantan dan betina oleh salah seorang senior pramuka. Pramuka juga mengajarkan aku untuk berpikir cepat dalam menyelesaikan masalah. Bentakan-bentakan membuat aku semakin kebal, bukan berarti aku jadi egois dan anti nasihat tapi membuatku untuk bisa berbenah menjadi pribadi yang lebih baik. Termasuk saat aku mengikuti orientasi malam. Hhhhmmmmm…..saat-saat yang paling sulit, termasuk saat kenaikan tingkat. Setiap menjalani orientasi aku selalu berpikir bahwa semuanya pasti akan berakhir, tidak selamanya terus dalam orientasi. Jika sudah mengalami kenaikan tingkat, maka kebahagianlah yang datang dan itu tak bisa diungkapkan dengan kata – kata seperti apapun.
            Di Pramuka aku juga diajarkan banyak hal,mulai hal yang standart seperti masak-memasak, obat-mengobati, survival serta hiking, turun tebing, dan berkesempatan mengunjungi tempat-tempat baru. Dan yang terpenting adalah mengenal banyak sahabat, bertemu dengan orang-orang baru, mengenal budaya-budaya baru. Hal itu yang membuat aku sangat mencintai dunia Pramuka. Sayangnya, sedikit demi sedikit kegiatanku di Pramuka tergerus oleh kesibukan lain.
Pramuka adalah dunia kecil dari kehidupan, seperti halnya juga tidak ada manusia yang lahir langsung menjadi manusia dewasa. Awalnya bayi, batita, balita, remaja, dewasa dan tua. Seperti itulah Pramuka, dalam dunia Pramuka tidak ada yang langsung menjadi Kakak Pembina. Bukankah untuk naik ke atas kita harus menaiki satu persatu undakan? Semua hal butuh proses, tidak ada yang instan apalagi dalam menghadapi tantangan dan ujian di kehidupan sehari – hari di butuhkan kesabaran serta ketekunan dalam menghadapinya. 
              Maka dari itu, Pramuka sangat penting untuk pembentukan karakter dan kepribadian anak bangsa. Sayangnya, perhatian dari pemerintah, sekolah, dan pihak-pihak lain masih sangat kurang. Apalagi untuk masalah dana, masalah yang standart dan selalu muncul mulai dari jaman batu sampai jaman kuda. Selain itu, sepertinya para “Kakak Pembina” harus menyesuaikan kegiatan pramuka dengan kemajuan tekhnologi. Konsep yang menyatukan “modernisasi” Pramuka layaknya sudah harus dikembangkan di wilayah-wilayah lain, agar Pramuka tidak dianggap lagi sebagai kegiatan konvensional yang tidak penting.
                Oh ya….Dalam perjalananku di dunia Pramuka, ada istilah yang populer di antara kami. “Tenda berdiri cinta bersemi, Tenda di bongkar cinta pun bubar”. Hal yang sangat manusiawi yang dialami hampir seluruh anggota pramuka, dan aku juga mengalaminya. Tapi walaupun Tenda telah di bongkar, aku tetap jatuh cinta pada Pramuka. Hahahahaha……..ya! jatuh cinta pada pramuka, sesuatu yang awalnya tidak disukai tapi pada akhirnya menjadi sebuah inspirasi.

 Sekian pengalaman di pramuka dan Salam Pramuka !


Artikel Terkait